Salam DEI...!!!
Berikut ini kami tuliskan beberapa testimoni dari sekian banyak testimoni yang diberikan oleh Para Praktisi DEI baik dari dalam maupun luar negeri karena mereka telah merasakan sendiri manfaat dari keilmuan DEI.
Assalamu'alaikum. Salam DEI ...!
Alhamdulillah hari senin kemarin saya kedatangan sedulur DEI yaitu Mas
Jaka Kelana Patahhatijua, kebetulan dia ada keperluan ke Jakarta,
sehingga dengan izin Allah bisa bertemu, cuma mau sharing bahwa
kemampuan Tenaga Dalam Inkadziknya telah saya uji dan Alhamdulillah
benar kata master bahwa TD Inti Jiwanya tidak perlu ada gerak khusus
ataupun tata nafas ketika diserang, si penyerang menjadi terpental. Jadi
kepada saudara-saudaraku yang telah belajar TD Inkadzik, jangan pernah
ragu atas kemampuan saudara-saudara, walaupun jarak jauh inisiasinya
tapi dengan keyakinan maka Tenaga Dalam tersebut sudah ada pada diri
anda dan saya sudah menguji cobanya. Semoga ini dapat menambah keyakinan
saudara-saudaraku sekalian. Tetapi tetap saya kasih masukan-masukan
juga bagaimana cara memanfaatkan tenaga dalamnya tersebut dan apa-apa
saja yang perlu kita lakukan bila berhadapan langsung dengan keadaan di
lapangan. Dan maaf Master, Mas Jaka juga saya ajarkan Tapping DEI nya,
semoga apa yang telah saya ajarkan dan pemahaman-pemahaman dari saya
dapat berguna buat Mas Jaka. Semoga Allah selalu meridhoi kita semua.
Yth. Dwi Genta Samudro, Jakarta
Assalamualaikum,
terimakasih atas bimbingan dari Master Anam Inkadzik selama ini, semua
bekal yang diberikan sungguh bisa digunakan dan menunjnag keseharian
saya ketika sedang menangani kasus jarak dekat maupun jarak jauh, bahkan
antar pulau untuk amanat membantu sesama. Alhamdulillah dengan DEI bisa
terlaksana dengan lancar selama ini. Untuk penanganan masalah selama
ini alhamdulillah DEI level 2 + ATS1 sudah lebih dari cukup. Bahkan saya
sangat jarang menggunakan DEI level 3 ataupun ATS2 untuk menangani
kasus serangan ghaib yang berat. Namun jika inisiasi/pembersihan diri
saya sering menggunakan DEI level 3, dan diri saya pun semakin peka.
Setuju wejangan master, ikuti saja DEI tanpa memikirkan nanti pengen
bisa begini begitu. Karena itu nanti dengan berjalanya waktu maka
potensi diri kita akan terbuka sendiri dan akan mengarah sendiri ke
potensi-potensi tersebut. Semisal praktisi potensi bakat bidang
pengobatan, maka kemampuanya nanti akan mengarah kepengobatan dll.
Yth. Ramadhan Dei
Testimoni dari Ki Layang Seto sewaktu menerapi pasien terkena sihir di Timur Tengah (Makkah)
Assalamualaikum:izin.
Dari pengalaman menyalurkan DEI ke seorang IMAM MASJID yang sakit
(pengalaman yang menajubkan bagi saya). Pertama saya bincang-bincang
sama seseorang penjaga masjid jam 10 pagi waktu Mekkah. Sekedar
ngobrol-ngobrol dan akhirnya saya diajak ke rumahnya. Di situ saya
melìhat seseorang yang sakit sudah 3 bulan. Sudah diobati ke dokter,
sudah dironsen ada gumpalan putih tapi setelah di operasi tidak ada
benda atau apapun di perutnya yang membengkak, bahkan seorang Syeh
(paranormal) kalo orang arab bilang sudah didatangkan, tapi tak kunjung
sembuh.
Saya berpikir beliau
kena sihir, santet dan macem-macem dalam hati saya. Saya minta izin
untuk mengobati, akhirnya jam 11 keluarganya menginzinkan. Dan sayapun
membaca Al-Qur'an dan dzikir, tapi tidak ada reaksi apa-apa dan saya
akhiri. Akhirnya saya tanya sama beliau yang sakit punya amalan apa,
beliau menjawab tidak punya tapi beliau punya kebiasaan setiap habis
dzikir beliau menarik nafas dan menahan sekitar 10 detik kata beliau
(dalam tuturnya menggunakan bahasa Arab)
Dan
sekali lagi saya minta izin kepada keluarganya, akhirnya diberi izin.
Habis sholat dzuhur, saya putuskan menyalurkan DEI di ubun-ubun, dada
dan perut kurang lebih 2 jam setengah. Saya lihat tidak ada reaksi
apa-apa. Sekitar setengah jam.saya putuskan untuk pulang, saya pamit
sama tuan rumah. Sebelum sampai di pintu gerbang saya dipanggil
keluarganya karena si sakit muntah darah merah kehitam-hitaman. Sayapun
mau di panggilkan POLISI. Saya cuman pasrah dalam hati, apapun yang
terjadi aku trima. Akhirnya si sakit di bawa ke rumah sakit. Singkat
cerita jam 5.15 sore, ATAS IZIN ALLAH pasien di vonis oleh dokter
gumpalan putih yang ada di perut itu pun hilang. Di prediksi oleh dokter
2 hari lagi Insya Allah sembuh. Akhirnya saya di izinkan pulang oleh
keluarga beliau.
Untuk
dulur-dulur DEI, jangan pernah putus asa dalam setiap usaha, ISTIQOMAH,
PASRAH DAN BERDO'A UNTUK MENDEKATKAN DIRI KE ALLAH. JALANI DEI TANPA
BERBURU MANFA'AT. Insya Allah, Allah akan membalas dengan kebaikan. Buat
Master Anam, semoga Allah memberi rahmat, kesejahtraan dan hidayah buat
keluarga. Salam DEI.
Yth. Ki Layang Seto, Mekah
Assalammu'alaikum wa rahmatullahhi wa barakatuh.
Puji
syukur kepada Allah SWT, yang senantiasa melimpahkan hidayah dan
inayah-Nya kepada kita semua serta shalawat dan salam kepada Nabi
Muhammad SAW yang membawa umatnya dari jaman kegelapan ke jaman yang
terang benderang.
Saya, Jingga
Memudar Ajach. Praktisi DEI Level I mencoba memaparkan
peristiwa-peristiwa yang saya alami dalam menjalani inisiasi satu dan
penyelarasan selama sepekan ini.
Hari pertama perkenalan dengan
Master Anam Inkadzik sekaligus masa inisiasi satu, walau mungkin hanya
berlangsung beberapa menit namun saya rasakan begitu lama, apalagi degup
jantung saya 2x lebih cepat dari biasanya. Hal pertama kali yang saya
rasakan adalah tubuh saya terguncang seperti ada gempa bumi (daerah saya
memang rawan gempa, begitu pikir saya). Kejadiannya sangat singkat
sehingga belum pulih akal saya memikirkan hal tersebut menyusul
jari-jari tangan saya bergetar seolah hendak mencakar dan mencengkeram
(berasa ingin berkelahi) sesuatu tapi saya tahan karena ingat pesan
master Anam, agar posisi tangan jangan dilepaskan. Menyusul rasa pusing
di kepala yang sungguh tak tertahan disertai rasa ingin muntah, dan
lagi-lagi saya tahan karena keadaan saya pada waktu penyelarasan masih
menggunakan kain shalat lengkap. Beberapa saat lamanya saya menahan
pusing dan mau muntah, saya merasakan hawa hangat menjalar dari ujung
jemari tangan kanan saya sedangkan jemari tangan kiri saya terasa
dingin. Saya tidak bisa konsentrasi ketika master Anam menanyakan apa
yang saya rasakan pada saat itu sebab selain ingin segera muntah. Saya
juga seperti orang kebingungan mencari-cari cahaya yang datang secepat
kilat dan sangat terang lebih terang dari lampu yang sedang menyala
membuat silau mata saya dan mendorong saya untuk segera muntah (sesudah
muntah seolah ada melepas tubuh saya). Setelah itu, saya tenggelam dalam
tangisan, penuh penyesalan, sedih dan haru. Puas berdzikir sambil
menangis, saya beranjak dari tempat duduk saya semula tiba-tiba saya
merasakan gerah/kepanasan namun sesaat kemudian merasakan dingin lalu
terlelap.
Penyelarasan hari kedua dan hari-hari berikutnya,
dalam keadaan pusing yang tiba-tiba menyerang, saya melihat (dengan mata
terpejam) sosok wanita lengkap dengan konde besarnya duduk menyamping
dihadapan saya, saya coba meyakinkan diri dengan membuka mata, ternyata
tidak ada siapa-siapa di hadapan saya. Kemudian saya lanjutkan dzikir
dengan mata kembali terpejam, betapa terkejutnya saya sebab wanita itu
masih di sana, dan saya jadi merinding.
Pada bagian telinga,
jika diibaratkan botol maka botol itu di cabut penyumbatnya bukan dibuka
tutupnya. Dilain waktu telinga saya seperti dikorek-korek sampai dalam,
karena tidak tahan, saya mencoba menggapai sesuatu yang mengorek
telinga saya, mungkin tangan atau apa saya tidak tahu, tapi tidak bisa.
Selanjutnya, saya berasa berkelahi atau apalah, saya tidak tahu
dimana tempatnya dan dengan siapa, yang saya tahu sesudahnya badan saya
terasa capek, seolah habis bekerja di sawah. Kemudian saya melihat asap
tipis seperti asap rokok namun berwarna hitam membubung tinggi dan
menghilang.
Hal-hal lain yang saya rasakan sekarang adalah :
saya menjadi mudah menangis, lebih nyaman, lebih tenang, pikiran lebih
fresh, tidur nyenyak, nafsu makan bertambah, tidak mau lagi
menunda-nunda waktu shalat, tidak mau menyia-nyiakan sisa waktu yang
diberikan Allah SWT untuk meperbaiki diri, badan terasa ringan, memiliki
kebiasaan minum air putih di pagi hari, tidak mempunyai keluhan sakit
kepala di bagian belakang, mulai berani mengonsumsi makanan yang pedas
setelah puluhan tahun tidak pernah makan yang pedas-pedas, memperbanyak
dzikir dan masih banyak lagi hal-hal positif lainnya yang saya rasakan.
Terakhir
dalam sepekan ini, saya mencoba beranikan diri mengobati teman kerja
yang mempunyai keluhan pada mata (mohon maaf, Master Anam, saya tidak
meminta ijin terlebih dahulu). Alhamdulillah, teman saya berkata :
"Sudah sembuh, Yuk (panggilan kepada wanita yang lebih tua darinya)..."
Akhir
kata, terimakasih saya aturkan kagem panjenenganipun Master Anam...Yang
telah menularkan ilmunya kepada saya, yang telah mengijinkan saya untuk
sedikit memaparkan kejadian-kejadian yang saya alami. Dan inilah
jawaban dari mimpi saya yang berjalan dalam kegelapan tanpa lentera
namun saya menemukan lautan yang tenang. Mohon maaf atas segala salah
dan khilaf dalam tulisan maupun dalam perbuatan saya...Saya ingin
belajar lebih banyak lagi.
Mengisi absen hari ini dengan share masa penyelarasan pada sepekan kedua,
Testimoni
ke dua: Singkat saja, pada malam Jum'at sewaktu penyelarasan saya
mengalami getaran lagi pada tempat yang saya duduki. Saya juga berniat
untuk menerima penyaluran DEI dari Praktisi Senior namun tertidur karena
tidak sanggup menahan kantuk yang sangat (selama penyelarasan, 3x saya
tertidur karena kantuk yang hebat)...
Pada malam Sabtunya, saya
melihat... Jika itu sinar matahari tapi saya tidak merasakan panas atau
silau, tapi jika itu bulan, sinarnya kenapa begitu sangat terang ?...
Kemudian datang awan hitam menutupi sinaran itu. Awan tersebut berjalan
dari hitam menjadi pudar... hitam lagi, pudar lagi... kemudian hitam
lagi lalu pudar... Terakhir ada asap menyerupai asap rokok yang mengepul
lalu sirna.
Hari-hari penyelarasan selanjutnya, saya tidak
merasakan apa-apa. Hanya rasa hangat yang menjalar ke arah telapak
tangan kanan (lebih nyata terasa) atau rasa seperti kesemutan. Hal
lainnya, saya mencoba merasakan adanya suatu benda tanpa menyentuh. Dan
saya merasakan pada telapak tangan saya benda tersebut (seperti rasa
kesemutan) berikut seberapa ukuran benda tersebut. Akan tetapi bersamaan
dengan itu, saya merasa tidak berdaya... Dan sampai dengan pada hari
ini, raga saya seperti kelelahan...
Peristiwa lainnya sebelum
itu, saya mencoba meminimalis rasa sakit pada mata saya (saya min,
master). Pagi harinya, saat saya hendak berangkat bekerja (di tengah
perjalanan) tiba-tiba airmata saya keluar tanpa bisa dicegah (bukan
menangis) disertai rasa sakit yang sangat, membuat saya menghentikan
kendaraan saya. Saya berniat untuk pulang dan izin tidak masuk kerja
tapi berat hati saya karena tanggung jawab terhadap tugas saya yang
kejar tayang. Akhirnya saya paksakan juga untuk tetap melanjutkan
perjalanan dan aktifitas berjalan seperti biasa. Usai shalat dhuhur,
saya rasakan nyaman di mata dan saya tanggalkan kaca mata saya (bukan
karena kemauan saya melainkan penglihatan saya justru menjadi agak kabur
ketika memakai kaca mata) hingga pada hari ini saya belajar tidak
mengenakan kaca mata. Meskipun mata saya sudah terasa nyaman tanpa kaca
mata tapi masih ada efek yang saya rasakan yaitu urat yang (serasa)
menegang di bagian kepala.
Demikian master Anam,
peristiwa-peristiwa yang saya rasakan pada sepekan kedua penyelarasan
saya.Mohon maaf atas segala salah dan kurang dari ucapan yang tertuang
pada tulisan saya, master...
Yth. Lembayung Senja Ajach, Bengkulu
Assalamu'alaikum. Numpang
share Master Guru, senior, praktisi dan sedulur smuanya. Tadi saya
mencoba menyalurkan DEI ke dalam tubuh dengan niat membersihkan
lendir-lendir di tenggorakan dan di hidung, alhamdulillah tangan kanan
langsung bergerak sendiri dan melakukan totokkan, usapan, pijitan di
area leher, hidung, muka selama 10 menit, dan lendir di hidung keluar
tapi gak banyak dibarengi dengan muntah-muntah. Saya pengen pencerahan
dari sedulur semuanya, terutama GURU kita Mas Anam, kenapa perut saya
mual-mual dan muntah, padahal saya niat membersihkan lendir di
tenggorokan dan hidung, apakah memang begitu prosesnya?
Yth. Salokor Wang Linggau, Bekasi, Jawa Barat
Assalamualaikum wr. wb
Salam
santun saya pada Bopo Guru Anam dan para sedulur DEI, saya ingin
berbagi cerita tentang manfaat ilmu DEI yang ku pelajari, alhamdulillah
saya sudah bisa mengamalkan sedikit sebanyak berhabluminannas....pasien
yang kena lemah semangat, yang saya terapi dengan DEI sudah
berangsur-angsur sembuh, kini dia sudah tidak murung lagi. Dan di level 3
saya sudah bisa mendeteteksi penyakit pasien dengan menempelkan telapak
tangan ke badan pasien, ditambah lagi dengan gemblengan suronan
kemarin. Saya pernah ngobatin dengan pranasakti pada pasien yang sakit
mag dan dia kata merasa dah enakan, dan di tambah pembangkitan energy
inti jiwa saya juga dah merasakan kehebatannya kemarin saya latihan sama
teman-teman dan memang luar biasa, beda jauh dengan TD yang pernah
kupelajari, TD DEI bersifat dingin, tidak seperti TD lainnya.
Terimakasih Master Anam yang selalu membimbing saya.
Yth. Putra Yat Dei, Malaysia
Assalamu'alaikum,
sedikit mau share tentang pengobatan prana sakti, beberapa minggu lalu
setelah 1 minggu diaktifin keilmuan pranasakti oleh Master Anam, saya
melakukan pengobatan kepada teman saya yang mengeluhkan rasa sakit
diperut. Diceritakan bahwa beliau sudah sakit sudah 3 tahun lebih, sudah
banyak berobat kemana-kemana tapi belum ada perubahan sama sekali
bahkan sudah sering sekali ke dokter dan keluar masuk rumah sakit,
diagnosa dokter katanya sakit turun perut, bahasa medisnya hernia
dibawah perut, menurut dokter harus dioperasi tapi takut dan kurang
biaya, alhamdulilah setelah saya obati 2 minggu lebih atau tepatnya 3x
pengobatan sdh ada perubahan atas izin Allah sdh tidak sakit lagi.
Alhamdulilah Semua atas kehendak Allah aamiin.
Yth. Khairul Anwar, Riau
Assalamu'alaikum.
Salam hormat pada Master dan semua senior IPSDEI mau share testimoni
saya mungkin para senior udah pernah melakukanya. Saya coba menyalurkan
DEI ke kucing saya yang penakut dan malas jadi sangat aktif berburu dan
berani panjat pohon sampai keranting-ranting. Saya penasaran mungkin
saja kebetulan saya coba lagi ke ayam yang masih punya anak agak besar
kira-kira satu kepal biar cepat ber telur, 3 hari kemudian bertelur.
Tapi masih penasaran, mungkin kebetulan karena anaknya sudah agak besar.
Saya cuba lagi pada ayam yang anaknya masih kecil umur 1 bulan lebih
dikit karen mati semua saya coba saluri DEI biar cepat bertelur tak
sampai 1 minggu sudah bertelur dan sekarang sudah menetas. Mungkin juga
kebetulan wong saya dak bisa apa-apa yang penting saya sudah ikhtiyar
dan hasilnya terserah Allah saja. Terimakasih Master Anam sudah mau
membimbing saya yang mbeling ini. Alhamdulillah sudah berubah ke arah
yang lebih baik dari sebelumnya.
Yth. Aldy, Malaysia
Dan masih banyak testimoni yang lain yang tidak mungkin kami tuliskan satu persatu. Anda bisa melihat testimoni lengkapnya di Group Daya Energy Illahi di facebook.com.