Minggu, 16 Maret 2014

TESTIMONI PRAKTISI DEI

Salam DEI...!!!
Berikut ini kami tuliskan beberapa testimoni dari sekian banyak testimoni yang diberikan oleh Para Praktisi DEI baik dari dalam maupun luar negeri karena mereka telah merasakan sendiri manfaat dari keilmuan DEI.


Assalamu'alaikum. Salam DEI ...! Alhamdulillah hari senin kemarin saya kedatangan sedulur DEI yaitu Mas Jaka Kelana Patahhatijua, kebetulan dia ada keperluan ke Jakarta, sehingga dengan izin Allah bisa bertemu, cuma mau sharing bahwa kemampuan Tenaga Dalam Inkadziknya telah saya uji dan Alhamdulillah benar kata master bahwa TD Inti Jiwanya tidak perlu ada gerak khusus ataupun tata nafas ketika diserang, si penyerang menjadi terpental. Jadi kepada saudara-saudaraku yang telah belajar TD Inkadzik, jangan pernah ragu atas kemampuan saudara-saudara, walaupun jarak jauh inisiasinya tapi dengan keyakinan maka Tenaga Dalam tersebut sudah ada pada diri anda dan saya sudah menguji cobanya. Semoga ini dapat menambah keyakinan saudara-saudaraku sekalian. Tetapi tetap saya kasih masukan-masukan juga bagaimana cara memanfaatkan tenaga dalamnya tersebut dan apa-apa saja yang perlu kita lakukan bila berhadapan langsung dengan keadaan di lapangan. Dan maaf Master, Mas Jaka juga saya ajarkan Tapping DEI nya, semoga apa yang telah saya ajarkan dan pemahaman-pemahaman dari saya dapat berguna buat Mas Jaka. Semoga Allah selalu meridhoi kita semua.
Yth. Dwi Genta Samudro, Jakarta


Assalamualaikum, terimakasih atas bimbingan dari Master Anam Inkadzik selama ini, semua bekal yang diberikan sungguh bisa digunakan dan menunjnag keseharian saya ketika sedang menangani kasus jarak dekat maupun jarak jauh, bahkan antar pulau untuk amanat membantu sesama. Alhamdulillah dengan DEI bisa terlaksana dengan lancar selama ini. Untuk penanganan masalah selama ini alhamdulillah DEI level 2 + ATS1 sudah lebih dari cukup. Bahkan saya sangat jarang menggunakan DEI level 3 ataupun ATS2 untuk menangani kasus serangan ghaib yang berat. Namun jika inisiasi/pembersihan diri saya sering menggunakan DEI level 3, dan diri saya pun semakin peka. Setuju wejangan master, ikuti saja DEI tanpa memikirkan nanti pengen bisa begini begitu. Karena itu nanti dengan berjalanya waktu maka potensi diri kita akan terbuka sendiri dan akan mengarah sendiri ke potensi-potensi tersebut. Semisal praktisi potensi bakat bidang pengobatan, maka kemampuanya nanti akan mengarah kepengobatan dll.
Yth. Ramadhan Dei


Testimoni dari Ki Layang Seto sewaktu menerapi pasien terkena sihir di Timur Tengah (Makkah)
Assalamualaikum:izin. Dari pengalaman menyalurkan DEI ke seorang IMAM MASJID yang sakit (pengalaman yang menajubkan bagi saya). Pertama saya bincang-bincang sama seseorang penjaga masjid jam 10 pagi waktu Mekkah. Sekedar ngobrol-ngobrol dan akhirnya saya diajak ke rumahnya. Di situ saya melìhat seseorang yang sakit sudah 3 bulan. Sudah diobati ke dokter, sudah dironsen ada gumpalan putih tapi setelah di operasi tidak ada benda atau apapun di perutnya yang membengkak, bahkan seorang Syeh (paranormal) kalo orang arab bilang sudah didatangkan, tapi tak kunjung sembuh.
Saya berpikir beliau kena sihir, santet dan macem-macem dalam hati saya. Saya minta izin untuk mengobati, akhirnya jam 11 keluarganya menginzinkan. Dan sayapun membaca Al-Qur'an dan dzikir, tapi tidak ada reaksi apa-apa dan saya akhiri. Akhirnya saya tanya sama beliau yang sakit punya amalan apa, beliau menjawab tidak punya tapi beliau punya kebiasaan setiap habis dzikir beliau menarik nafas dan menahan sekitar 10 detik kata beliau (dalam tuturnya menggunakan bahasa Arab)
Dan sekali lagi saya minta izin kepada keluarganya, akhirnya diberi izin. Habis sholat dzuhur, saya putuskan menyalurkan DEI di ubun-ubun, dada dan perut kurang lebih 2 jam setengah. Saya lihat tidak ada reaksi apa-apa. Sekitar setengah jam.saya putuskan untuk pulang, saya pamit sama tuan rumah. Sebelum sampai di pintu gerbang saya dipanggil keluarganya karena si sakit muntah darah merah kehitam-hitaman. Sayapun mau di panggilkan POLISI. Saya cuman pasrah dalam hati, apapun yang terjadi aku trima. Akhirnya si sakit di bawa ke rumah sakit. Singkat cerita jam 5.15 sore, ATAS IZIN ALLAH pasien di vonis oleh dokter gumpalan putih yang ada di perut itu pun hilang. Di prediksi oleh dokter 2 hari lagi Insya Allah sembuh. Akhirnya saya di izinkan pulang oleh keluarga beliau.
Untuk dulur-dulur DEI, jangan pernah putus asa dalam setiap usaha, ISTIQOMAH, PASRAH DAN BERDO'A UNTUK MENDEKATKAN DIRI KE ALLAH. JALANI DEI TANPA BERBURU MANFA'AT. Insya Allah, Allah akan membalas dengan kebaikan. Buat Master Anam, semoga Allah memberi rahmat, kesejahtraan dan hidayah buat keluarga. Salam DEI.
Yth. Ki Layang Seto, Mekah


Assalammu'alaikum wa rahmatullahhi wa barakatuh.
Puji syukur kepada Allah SWT, yang senantiasa melimpahkan hidayah dan inayah-Nya kepada kita semua serta shalawat dan salam kepada Nabi Muhammad SAW yang membawa umatnya dari jaman kegelapan ke jaman yang terang benderang.

Saya, Jingga Memudar Ajach. Praktisi DEI Level I mencoba memaparkan peristiwa-peristiwa yang saya alami dalam menjalani inisiasi satu dan penyelarasan selama sepekan ini.

Hari pertama perkenalan dengan Master Anam Inkadzik sekaligus masa inisiasi satu, walau mungkin hanya berlangsung beberapa menit namun saya rasakan begitu lama, apalagi degup jantung saya 2x lebih cepat dari biasanya. Hal pertama kali yang saya rasakan adalah tubuh saya terguncang seperti ada gempa bumi (daerah saya memang rawan gempa, begitu pikir saya). Kejadiannya sangat singkat sehingga belum pulih akal saya memikirkan hal tersebut menyusul jari-jari tangan saya bergetar seolah hendak mencakar dan mencengkeram (berasa ingin berkelahi) sesuatu tapi saya tahan karena ingat pesan master Anam, agar posisi tangan jangan dilepaskan. Menyusul rasa pusing di kepala yang sungguh tak tertahan disertai rasa ingin muntah, dan lagi-lagi saya tahan karena keadaan saya pada waktu penyelarasan masih menggunakan kain shalat lengkap. Beberapa saat lamanya saya menahan pusing dan mau muntah, saya merasakan hawa hangat menjalar dari ujung jemari tangan kanan saya sedangkan jemari tangan kiri saya terasa dingin. Saya tidak bisa konsentrasi ketika master Anam menanyakan apa yang saya rasakan pada saat itu sebab selain ingin segera muntah. Saya juga seperti orang kebingungan mencari-cari cahaya yang datang secepat kilat dan sangat terang lebih terang dari lampu yang sedang menyala membuat silau mata saya dan mendorong saya untuk segera muntah (sesudah muntah seolah ada melepas tubuh saya). Setelah itu, saya tenggelam dalam tangisan, penuh penyesalan, sedih dan haru. Puas berdzikir sambil menangis, saya beranjak dari tempat duduk saya semula tiba-tiba saya merasakan gerah/kepanasan namun sesaat kemudian merasakan dingin lalu terlelap.

Penyelarasan hari kedua dan hari-hari berikutnya, dalam keadaan pusing yang tiba-tiba menyerang, saya melihat (dengan mata terpejam) sosok wanita lengkap dengan konde besarnya duduk menyamping dihadapan saya, saya coba meyakinkan diri dengan membuka mata, ternyata tidak ada siapa-siapa di hadapan saya. Kemudian saya lanjutkan dzikir dengan mata kembali terpejam, betapa terkejutnya saya sebab wanita itu masih di sana, dan saya jadi merinding.

Pada bagian telinga, jika diibaratkan botol maka botol itu di cabut penyumbatnya bukan dibuka tutupnya. Dilain waktu telinga saya seperti dikorek-korek sampai dalam, karena tidak tahan, saya mencoba menggapai sesuatu yang mengorek telinga saya, mungkin tangan atau apa saya tidak tahu, tapi tidak bisa. 

Selanjutnya, saya berasa berkelahi atau apalah, saya tidak tahu dimana tempatnya dan dengan siapa, yang saya tahu sesudahnya badan saya terasa capek, seolah habis bekerja di sawah. Kemudian saya melihat asap tipis seperti asap rokok namun berwarna hitam membubung tinggi dan menghilang.

Hal-hal lain yang saya rasakan sekarang adalah : saya menjadi mudah menangis, lebih nyaman, lebih tenang, pikiran lebih fresh, tidur nyenyak, nafsu makan bertambah, tidak mau lagi menunda-nunda waktu shalat, tidak mau menyia-nyiakan sisa waktu yang diberikan Allah SWT untuk meperbaiki diri, badan terasa ringan, memiliki kebiasaan minum air putih di pagi hari, tidak mempunyai keluhan sakit kepala di bagian belakang, mulai berani mengonsumsi makanan yang pedas setelah puluhan tahun tidak pernah makan yang pedas-pedas, memperbanyak dzikir dan masih banyak lagi hal-hal positif lainnya yang saya rasakan.

Terakhir dalam sepekan ini, saya mencoba beranikan diri mengobati teman kerja yang mempunyai keluhan pada mata (mohon maaf, Master Anam, saya tidak meminta ijin terlebih dahulu). Alhamdulillah, teman saya berkata : "Sudah sembuh, Yuk (panggilan kepada wanita yang lebih tua darinya)..."

Akhir kata, terimakasih saya aturkan kagem panjenenganipun Master Anam...Yang telah menularkan ilmunya kepada saya, yang telah mengijinkan saya untuk sedikit memaparkan kejadian-kejadian yang saya alami. Dan inilah jawaban dari mimpi saya yang berjalan dalam kegelapan tanpa lentera namun saya menemukan lautan yang tenang. Mohon maaf atas segala salah dan khilaf dalam tulisan maupun dalam perbuatan saya...Saya ingin belajar lebih banyak lagi.
Mengisi absen hari ini dengan share masa penyelarasan pada sepekan kedua, 
Testimoni ke dua: Singkat saja, pada malam Jum'at sewaktu penyelarasan saya mengalami getaran lagi pada tempat yang saya duduki. Saya juga berniat untuk menerima penyaluran DEI dari Praktisi Senior namun tertidur karena tidak sanggup menahan kantuk yang sangat (selama penyelarasan, 3x saya tertidur karena kantuk yang hebat)...

Pada malam Sabtunya, saya melihat... Jika itu sinar matahari tapi saya tidak merasakan panas atau silau, tapi jika itu bulan, sinarnya kenapa begitu sangat terang ?... Kemudian datang awan hitam menutupi sinaran itu. Awan tersebut berjalan dari hitam menjadi pudar... hitam lagi, pudar lagi... kemudian hitam lagi lalu pudar... Terakhir ada asap menyerupai asap rokok yang mengepul lalu sirna.

Hari-hari penyelarasan selanjutnya, saya tidak merasakan apa-apa. Hanya rasa hangat yang menjalar ke arah telapak tangan kanan (lebih nyata terasa) atau rasa seperti kesemutan. Hal lainnya, saya mencoba merasakan adanya suatu benda tanpa menyentuh. Dan saya merasakan pada telapak tangan saya benda tersebut (seperti rasa kesemutan) berikut seberapa ukuran benda tersebut. Akan tetapi bersamaan dengan itu, saya merasa tidak berdaya... Dan sampai dengan pada hari ini, raga saya seperti kelelahan...

Peristiwa lainnya sebelum itu, saya mencoba meminimalis rasa sakit pada mata saya (saya min, master). Pagi harinya, saat saya hendak berangkat bekerja (di tengah perjalanan) tiba-tiba airmata saya keluar tanpa bisa dicegah (bukan menangis) disertai rasa sakit yang sangat, membuat saya menghentikan kendaraan saya. Saya berniat untuk pulang dan izin tidak masuk kerja tapi berat hati saya karena tanggung jawab terhadap tugas saya yang kejar tayang. Akhirnya saya paksakan juga untuk tetap melanjutkan perjalanan dan aktifitas berjalan seperti biasa. Usai shalat dhuhur, saya rasakan nyaman di mata dan saya tanggalkan kaca mata saya (bukan karena kemauan saya melainkan penglihatan saya justru menjadi agak kabur ketika memakai kaca mata) hingga pada hari ini saya belajar tidak mengenakan kaca mata. Meskipun mata saya sudah terasa nyaman tanpa kaca mata tapi masih ada efek yang saya rasakan yaitu urat yang (serasa) menegang di bagian kepala.

Demikian master Anam, peristiwa-peristiwa yang saya rasakan pada sepekan kedua penyelarasan saya.Mohon maaf atas segala salah dan kurang dari ucapan yang tertuang pada tulisan saya, master...
Yth. Lembayung Senja Ajach, Bengkulu


Assalamu'alaikum. Numpang share Master Guru, senior, praktisi dan sedulur smuanya. Tadi saya mencoba menyalurkan DEI ke dalam tubuh dengan niat membersihkan lendir-lendir di tenggorakan dan di hidung, alhamdulillah tangan kanan langsung bergerak sendiri dan melakukan totokkan, usapan, pijitan di area leher, hidung, muka selama 10 menit, dan lendir di hidung keluar tapi gak banyak dibarengi dengan muntah-muntah. Saya pengen pencerahan dari sedulur semuanya, terutama GURU kita Mas Anam, kenapa perut saya mual-mual dan muntah, padahal saya niat membersihkan lendir di tenggorokan dan hidung, apakah memang begitu prosesnya?
Yth. Salokor Wang Linggau, Bekasi, Jawa Barat


Assalamualaikum wr. wb
Salam santun saya pada Bopo Guru Anam dan para sedulur DEI, saya ingin berbagi cerita tentang manfaat ilmu DEI yang ku pelajari, alhamdulillah saya sudah bisa mengamalkan sedikit sebanyak berhabluminannas....pasien yang kena lemah semangat, yang saya terapi dengan DEI sudah berangsur-angsur sembuh, kini dia sudah tidak murung lagi. Dan di level 3 saya sudah bisa mendeteteksi penyakit pasien dengan menempelkan telapak tangan ke badan pasien, ditambah lagi dengan gemblengan suronan kemarin. Saya pernah ngobatin dengan pranasakti pada pasien yang sakit mag dan dia kata merasa dah enakan, dan di tambah pembangkitan energy inti jiwa saya juga dah merasakan kehebatannya kemarin saya latihan sama teman-teman dan memang luar biasa, beda jauh dengan TD yang pernah kupelajari, TD DEI bersifat dingin, tidak seperti TD lainnya. Terimakasih Master Anam yang selalu membimbing saya.
 Yth. Putra Yat Dei, Malaysia


Assalamu'alaikum, sedikit mau share tentang pengobatan prana sakti, beberapa minggu lalu setelah 1 minggu diaktifin keilmuan pranasakti oleh Master Anam, saya melakukan pengobatan kepada teman saya yang mengeluhkan rasa sakit diperut. Diceritakan bahwa beliau sudah sakit sudah 3 tahun lebih, sudah banyak berobat kemana-kemana tapi belum ada perubahan sama sekali bahkan sudah sering sekali ke dokter dan keluar masuk rumah sakit, diagnosa dokter katanya sakit turun perut, bahasa medisnya hernia dibawah perut, menurut dokter harus dioperasi tapi takut dan kurang biaya, alhamdulilah setelah saya obati 2 minggu lebih atau tepatnya 3x pengobatan sdh ada perubahan atas izin Allah sdh tidak sakit lagi. Alhamdulilah Semua atas kehendak Allah aamiin.
Yth. Khairul Anwar, Riau


Assalamu'alaikum. Salam hormat pada Master dan semua senior IPSDEI mau share testimoni saya mungkin para senior udah pernah melakukanya. Saya coba menyalurkan DEI ke kucing saya yang penakut dan malas jadi sangat aktif berburu dan berani panjat pohon sampai keranting-ranting. Saya penasaran mungkin saja kebetulan saya coba lagi ke ayam yang masih punya anak agak besar kira-kira satu kepal biar cepat ber telur, 3 hari kemudian bertelur. Tapi masih penasaran, mungkin kebetulan karena anaknya sudah agak besar. Saya cuba lagi pada ayam yang anaknya masih kecil umur 1 bulan lebih dikit karen mati semua saya coba saluri DEI biar cepat bertelur tak sampai 1 minggu sudah bertelur dan sekarang sudah menetas. Mungkin juga kebetulan wong saya dak bisa apa-apa yang penting saya sudah ikhtiyar dan hasilnya terserah Allah saja. Terimakasih Master Anam sudah mau membimbing saya yang mbeling ini. Alhamdulillah sudah berubah ke arah yang lebih baik dari sebelumnya.

Yth. Aldy, Malaysia

Dan masih banyak testimoni yang lain yang tidak mungkin kami tuliskan satu persatu. Anda bisa melihat testimoni lengkapnya di Group Daya Energy Illahi di facebook.com.


 photo anigif3_zpsf57e42b2.gif

Comments
0 Comments