Energy Nur Ilahi merupakan kekuatan bathin yang memancar dari Ruh seseorang. Energy ini bersifat kekal melindungi Ruh dan tubuh yang bersangkutan dalam kehidupan dunia, alam barzakh dan alam akhirat kelak. Dipadang Mahsyar energy ini akan terlihat berupa cahaya yang memancar disekitar tubuh orang yang ber-iman sebagaimana disebutkan dalam surat Al-Hadid ayat 12.
Energy ini akan terus meningkat tergantung pada kerajinan yang bersangkutan melaksanakan semua ritual shalat, zikir, puasa dan membaca Qur’an seperti tersebut diatas.
Orang-orang saleh, para wali Allah umumnya memiliki energy ini. Kita banyak mendengar kisah menakjubkan dari para wali Allah dan orang yang saleh yang hidup dizaman dahulu maupun zaman sekarang. Misalnya, Tahun 1982 ketika Gunung Galunggung meletus. Ajengan Kikisik tidak ikut mengungsi, walaupun desanya sangat dekat dari kepundan Gunung Galunggung yang sedang murka. Ia tetap bertahan menetap didesanya, dan anehnya batu yang dimuntahkan Gunung Galungung semuanya terbang melewati desanya. Bahkan ketika lahar mulai turun dari lubang kepundan, lahar tersebut terbelah dua ketika harus melalui desa kikisik. Desa tersebut selamat dari terjangan lahar panas , berkat karomah dari energy Ilahi yang dimiliki ajengan Kikisik tersebut.
Energy Ilahi berasal dari Nur Allah yang diberikan kepada hambanya yang ber-iman, saleh, takwa , tawakkal serta selalu ingat pada-Nya dengan berzikir dan mengerjakan shalat. Energy ini bersifat abadi mempunyai kemampuan yang tak terbatas, melindungi diri (Ruh serta jasad) seseorang selama hidup didunia, alam barzakh, dan alam akhirat. Inilah energy tertinggi yang dimiliki seorang manusia. Energy ini bekerja secara otomatis melindungi seseorang dari berbagai keburukan, kejahatan serta bencana yang mengancam dalam perjalanan hidupnya di dunia maupun di akhirat. Energy ini memang tidak bisa diperlihatkan atau diperagakan seperti tenaga dalam murni atau kontak, namun ia akan bekerja secara otomatis dalam keadaan darurat atau keadaan tertentu. Energy inilah yang menimbulkan maunah pada orang saleh atau para wali Allah.
Setiap orang/dalam diri manusia ada energy nurullah karena pada hakekatnya manusia itu di lahirkan dalam keadaan FITRAH. Energy nurulah ini akan aktif dan memancar kalau di aktifkan. Cara mengaktifkan energy nurullah salah satunya adalah dengan DZIKIR. Saya pun sering menyebutkan bahwa dalam DEI ada energy nurullah. Energy ini aktif dan memancar pada orang2 ahli dzikir/puasa/wirid.
Setiap hembusan nafas kita terdapat energi ilahiyah selama hati dan jiwa kita tidak kotor dan selalu berdzikir pada ALLAH, otomatis energi ilahiyah akan menyatu dan menuntun di setiap langkah kita.
Jadi, apa hubungannya antara Energy Nur Ilahi dengan Konsep DEI....???
Secara umum konsep DEI dibentuk dari Energi NUR ILLAHI atau kekuatan dari Allah dalam bahasa agama adalah KUDRAT yang artinya kuasa Allah, energi tersebut sifatnya energi positif berupa bahan baku kemudian di bentuk dengan niat atau afirmasi menjadi energi yang berguna buat apa? Setelah dibentuk dengan niat, barulah konsep dzikir yang juga berarti do'a dengan pasrah kepada Allah sepenuhnya atau kalau dalam tasawuf bisa berarti fanabillah. Dari sinilah muncul kekekuatan dari pada niat tersebut.
Seberapa besar hasilnya sangat tergantung pada pola niat yang mantap, dzikir yang khusu’ dan kepasrahan yang mendalam serta ijabah dari Allah sendiri atas ikhtiar kita tersebut. Nah, itu berarti erat kaitannya dengan kedekatan kita dengan Allah. Artinya, semakin dekat kita dengan Allah SWT maka semakin besar kemungkinan do'a kita terkabul atau kehendak kita di jawab oleh Allah. Dari sini bisa juga dikatakan DEI ini adalah ilmu HAKEKAT.
Selanjutnya mengapa ada banyak perbedaan pengalaman atau fadhilat dari masing masing praktisi ? Salah satunya alasannya, sifat DEI ini adalah mengaktifkan titik-titik cakra dan membangun energi positif yang ada di dalam diri kita sebelumnya. Jadi bisa dikatakan DEI ini mengoptimalkan kemampuan para praktisi sebelumnya. Misalkan si A sebelumnya sudah ahli tenaga dalam, si B ahli ilmu hikmah, dan si C ahli kebatinan, disini akan terjadi perbedaan perkembangan karena basic tadi. Jadi jangan heran kalau kemampuan si A dan si B bisa berbeda-beda walaupun sama-sama inisiasi, maksudnya waktunya berbarengan dan levelnya sama. Dibalik itu semua yang lebih penting dengan DEI ini, jadikanlah sarana untuk meningkatkan iman dan takwa kita. Wallahua’lam.